Allahu Rabbi,,,,
inginku untuk meneladani ummat-ummat terdahulu...
Para hamba yang menunduk taat kepada-Mu...
Allahu Rabbi, aku sangat malu ketika kembali kepada-Mu dengan segala masalah duniaku dan segala keluh kesahku pada-Mu....
tapi, aku tidaklah memiliki tempat terbaik untuk bergantung, memohon dan meminta pertolongan selain kepada-Mu...
hanya Engkaulah yang selalu setia mendengarkan segala keluh kesahku, membiarkan aku menumpahkan semua air mataku, dan mengadu kepada-Mu sejadi-jadinya...
hanya Engkaulah yang tak pernah bosan mendengar pintaku yang itu-itu saja...
hanya Engkaulah yang memberikan segala yang terbaik untukku...
menghiburku dengan segala kenikmatan dari sisi-Mu...
menyapu air mataku dengan janji surga-Mu jika aku mau bersabar sejenak....
Kemudian ku sadari ya, Allah...
Aku tidaklah setegar Asiyah binti Muzahim, yang menyembunyikan keimanannya kepada-Mu dari seorang manusia yaitu suaminya yang menuhankan dirinya, Fir'aun...
Aku juga tidaklah sekuat dan seberani Masyitoh yang tetap mengagungkan-Mu meski suami dan anak-anaknya satu persatu mati di hadapannya atas kekejaman Fir'aun dan makamnya menebarkan aroma keharuman dalam surga-Mu....
Aku juga tidaklah setegar Siti Hajar yang rela ditinggalkan Nabi Ibrahim as di padang pasir seorang diri tanpa bekal yang cukup dengan menggendong bayi Ismail as yang masih merah...
Kesabarannya mencari sumber mata air untuk menyelamatkan hidup putranya, seorang diri berlari antara bukit Safa dan Marwah...
hingga Engkau menolongnya dengan air zam-zam....
Aku juga tidaklah sesuci Maryam yang menyerahkan hidupnya untuk mengabdi kepada-Mu di Baitul Maqdis...
Yang tak tersentuh oleh lelaki manapun dari makhluk-Mu, namun dengan kehendak-Mu dari rahimnya lahir salah satu nabi yang menyampaikan wahyu-Mu....
Aku juga tidaklah sesholehah Siti Khadijah yang sangat mencintai-Mu dan kekasih-Mu, Muhammad SAW, yang menyerahkan seluruh hartanya untuk menyiarkan Islam dan senantiasa menghibur kekasih-Mu dikala gundah...
Aku juga tidaklah secerdas 'Aisyah ra yang mendampingi Rasullullah SAW dalam menyiarkan Islam dan senantiasa menjadi kawan dalam segala rasa...
Pun aku juga tidak sezuhud Siti Fatimah Az Zahra ra yang amat patuh dan taat kepada ayahandanya... hidup sederhana tanpa gemerlap harta dunia hingga wajarlah Engkau jadikan ia penghulu surga...
Allahu Rabbi, diriku hanyalah salah satu hamba-Mu yang menunduk lemah lagi hina....
menghampiri-Mu dengan segala dosa, salah dan khilaf....
yang terkadang masih saja kurang bersyukur kepada-Mu atas segala kenikmatan yang Kau beri tanpa terhitung lagi jumlahnya...
yang juga masih kurang bersabar menghadapi sedikit ujian-Mu yang tidaklah seberat ujian ummat terdahulu...
Allahu Rabbi, sejujurnya aku malu...
masih sering meratap dan mengadu kepada-Mu atas segala urusan duniaku...
dan hanya sedikit lisanku meminta kepada-Mu untuk akhiratku...
Allahu Rabbi, dan aku pun malu karena kusadari kecintaanku kepada-Mu seringkali masih tidak lebih tinggi dari segala kecintaan duniawi...
Allahu Rabbi, betapa malunya aku, bahwa selama ini aku hanya merapat kepada-Mu dikala aku sedang sedih atau kenyataan tak sesuai harapanku...
lalu kemana aku ketika Engkau menghujani diriku dengan segala kenikmatan-Mu???
Kemanakah rasa syukurku kepada-Mu???
Itulah yang selalu membuatku semakin malu untuk berjumpa dengan-Mu...
Allahu Rabbi, mungkin aku selalu ingat dalam sedihku...
tapi ternyata aku tak ingat ketika suka dan bahagia menghampiriku...
kusadari, diriku masih sangat jauh untuk bisa meneladani ummat terdahulu...
dan mampukah aku untuk menjadi ahli surga-Mu??
Bimbinglah aku ya, Allah...
“Wahai Tuhan kami! Curahkanlah kesabaran atas kami dan matikanlah kami dalam keadaan muslim.” (QS. al-A’raf: 126)
“Wahai Tuhan kami! Ampunilah kami dan saudara-saudara kami yang telah mendahului kami dengan iman, dan janganlah Kau tanamkan di dalam hati kami kedengkian terhadap orang-orang yang beriman. Wahai Tuhan kami! Sesungguhnya Engkau Maha Pengasih dan Maha Penyayang.” (QS. al-Hasyr: 10)
Kabulkanlah Ya, Allah... amin...amin...amin ya Rabbal alamin...
inginku untuk meneladani ummat-ummat terdahulu...
Para hamba yang menunduk taat kepada-Mu...
Allahu Rabbi, aku sangat malu ketika kembali kepada-Mu dengan segala masalah duniaku dan segala keluh kesahku pada-Mu....
tapi, aku tidaklah memiliki tempat terbaik untuk bergantung, memohon dan meminta pertolongan selain kepada-Mu...
hanya Engkaulah yang selalu setia mendengarkan segala keluh kesahku, membiarkan aku menumpahkan semua air mataku, dan mengadu kepada-Mu sejadi-jadinya...
hanya Engkaulah yang tak pernah bosan mendengar pintaku yang itu-itu saja...
hanya Engkaulah yang memberikan segala yang terbaik untukku...
menghiburku dengan segala kenikmatan dari sisi-Mu...
menyapu air mataku dengan janji surga-Mu jika aku mau bersabar sejenak....
Kemudian ku sadari ya, Allah...
Aku tidaklah setegar Asiyah binti Muzahim, yang menyembunyikan keimanannya kepada-Mu dari seorang manusia yaitu suaminya yang menuhankan dirinya, Fir'aun...
Aku juga tidaklah sekuat dan seberani Masyitoh yang tetap mengagungkan-Mu meski suami dan anak-anaknya satu persatu mati di hadapannya atas kekejaman Fir'aun dan makamnya menebarkan aroma keharuman dalam surga-Mu....
Aku juga tidaklah setegar Siti Hajar yang rela ditinggalkan Nabi Ibrahim as di padang pasir seorang diri tanpa bekal yang cukup dengan menggendong bayi Ismail as yang masih merah...
Kesabarannya mencari sumber mata air untuk menyelamatkan hidup putranya, seorang diri berlari antara bukit Safa dan Marwah...
hingga Engkau menolongnya dengan air zam-zam....
Aku juga tidaklah sesuci Maryam yang menyerahkan hidupnya untuk mengabdi kepada-Mu di Baitul Maqdis...
Yang tak tersentuh oleh lelaki manapun dari makhluk-Mu, namun dengan kehendak-Mu dari rahimnya lahir salah satu nabi yang menyampaikan wahyu-Mu....
Aku juga tidaklah sesholehah Siti Khadijah yang sangat mencintai-Mu dan kekasih-Mu, Muhammad SAW, yang menyerahkan seluruh hartanya untuk menyiarkan Islam dan senantiasa menghibur kekasih-Mu dikala gundah...
Aku juga tidaklah secerdas 'Aisyah ra yang mendampingi Rasullullah SAW dalam menyiarkan Islam dan senantiasa menjadi kawan dalam segala rasa...
Pun aku juga tidak sezuhud Siti Fatimah Az Zahra ra yang amat patuh dan taat kepada ayahandanya... hidup sederhana tanpa gemerlap harta dunia hingga wajarlah Engkau jadikan ia penghulu surga...
Allahu Rabbi, diriku hanyalah salah satu hamba-Mu yang menunduk lemah lagi hina....
menghampiri-Mu dengan segala dosa, salah dan khilaf....
yang terkadang masih saja kurang bersyukur kepada-Mu atas segala kenikmatan yang Kau beri tanpa terhitung lagi jumlahnya...
yang juga masih kurang bersabar menghadapi sedikit ujian-Mu yang tidaklah seberat ujian ummat terdahulu...
Allahu Rabbi, sejujurnya aku malu...
masih sering meratap dan mengadu kepada-Mu atas segala urusan duniaku...
dan hanya sedikit lisanku meminta kepada-Mu untuk akhiratku...
Allahu Rabbi, dan aku pun malu karena kusadari kecintaanku kepada-Mu seringkali masih tidak lebih tinggi dari segala kecintaan duniawi...
Allahu Rabbi, betapa malunya aku, bahwa selama ini aku hanya merapat kepada-Mu dikala aku sedang sedih atau kenyataan tak sesuai harapanku...
lalu kemana aku ketika Engkau menghujani diriku dengan segala kenikmatan-Mu???
Kemanakah rasa syukurku kepada-Mu???
Itulah yang selalu membuatku semakin malu untuk berjumpa dengan-Mu...
Allahu Rabbi, mungkin aku selalu ingat dalam sedihku...
tapi ternyata aku tak ingat ketika suka dan bahagia menghampiriku...
kusadari, diriku masih sangat jauh untuk bisa meneladani ummat terdahulu...
dan mampukah aku untuk menjadi ahli surga-Mu??
Bimbinglah aku ya, Allah...
“Wahai Tuhan kami! Curahkanlah kesabaran atas kami dan matikanlah kami dalam keadaan muslim.” (QS. al-A’raf: 126)
“Wahai Tuhan kami! Ampunilah kami dan saudara-saudara kami yang telah mendahului kami dengan iman, dan janganlah Kau tanamkan di dalam hati kami kedengkian terhadap orang-orang yang beriman. Wahai Tuhan kami! Sesungguhnya Engkau Maha Pengasih dan Maha Penyayang.” (QS. al-Hasyr: 10)
Kabulkanlah Ya, Allah... amin...amin...amin ya Rabbal alamin...
like this
BalasHapus