Saudaraku………….
Nikah itu ibadah……. Nikah itu suci………..ingat itu……
Memang nikah itu bisa karena harta, bisa karena kecantikan, bisa karena keturunan, dan bisa karena
agama.
Jangan engkau jadikan harta, keturunan - maupun kecantikan sebagai alasan…………
karena semua itu akan menyebabkan celaka. Jadikan agama sebagai alasan……..
Engkau akan mendapatkan kebahagiaan.
Saudaraku……….
Tidak dipungkiri . bahwa keluarga terbentuk karena cinta……..
Namun…… jika cinta engkau jadikan sebgai landasan, maka keluargamu akan rapuh, akan mudah hancur.
Jadikanlah ” ALLAH ” sebagai landasan……
Niscaya engkau akan selamat Tidak saja dunia, tapi juga akherat…….
Jadikanlah ridho Allah sebagai tujuan……
Niscaya Mawaddah (kasih), Sakinah (ketentraman) dan Rahmah (sayang) akan tercapai.
Saudaraku………..
Lihatlah manusia ter-agung Muhammad saw….
tidak marah ketika harus tidur di depan pintu, beralaskan sorban, karena sang istri tercinta tidak mendengar kedatangannya.
Tetap tersenyum meski tidak mendapatkan makanan tersaji dihadapannya ketika lapar…….,
Menjahit bajunya yang robek……..
Saudaraku…………
Jangan engkau terlalu cinta kepada istrimu………
Jangan engkau terlalu menuruti istrimu……
Jika itu engaku lakukan akan celaka….
Engkau tidak akan dapat melihat yang hitam & yang putih, tidak akan dapat melihat yang benar & yang salah…..
Lihatlah bagaimana Allah menegur ” Nabi “-mu tatakala mengharamkan apa yang Allah halalkan, hanya karena menuruti kemauan sang istri.
Tegaslah terhadap istrimu……………..
Dengan cintamu, ajaklah dia taat kepada Allah…….
Jangan biarkan dia dengan kehendaknya……..
Lihatlah bagaimana istri Nuh dan Luth………..
Di bawah bimbingan manussia pilihan, justru mereka menjadi penentang…..
Istrimu bisa menjadi musuhmu………..
Didiklah istrimu…….. Jadikanlah dia sebagai Hajar, wanita utama - yang loyal terhadap tugas dakwah suami, Ibrahim. Jadikan dia sebagai Maryam, wanita utama - yang bisa menjaga kehormatannya……
Jadikan dia sebagai Khadijah, wanita utama yang bisa mendampingi sang suami Muhammad saw menerima tugas risalah…..
Istrimu adalah tanggung jawabmu….
Jangan kau larang mereka taat kepada Allah…..
Biarkan mereka menjadi wanita shalilah….
Biarkan mereka menjadi hajar atau Maryam……..
Jangan kau belenggu mereka dengan egomu…
Saudaraku…….
Jika engkau menjadi istri………
Jangan engkau paksa suamimu menurutimu……
Jangan engkau paksa suamimu melanggar Allah ….
siapkan dirimu untuk menjadi Hajar, yang setia terhadap tugas suami…..
Siapkan dirimu untuk menjadi Maryam, yang bisa menjaga kehormatannya….
Siapkan dirimu untuk menjadi Khadijah, yang bisa mendampingi suami menjalankan misi.
Jangan kau usik suamimu dengan rengekanmu….
Jangan kau usik suamimu dengan tangismu….
Jika itu kau lakukan…..
Kecintaannya terhadapmu akan memaksanya menjadi pendurhaka………..,jangan……….
Saudaraku……..
Jika engaku menjadi Bapak……
Jadilah bapak yang bijak seperti Lukmanul Hakim
Jadilah bapak yang tegas seperti Ibrahim
Jadilah bapak yang kasih seperti Muhammad saw
Ajaklah anak-anakmu mengenal Allah……….
Ajaklah mereka taat kepada Allah…….
Jadikan dia sebagai Yusuf yang berbakti…….
Jadikan dia sebagai Ismail yang taat…….
Jangan engkau jadikan mereka sebagai Kan’an yg durhaka.
Mohonlah kepada Allah……….
Mintalah kepada Allah, agar mereka menjadi anak yang shalih…..
Anak yang bisa membawa kebahagiaan.
Saudaraku……..
Jika engkau menjadi ibu….
Jadilah engaku ibu yang bijak, ibu yang teduh….
Bimbinglah anak-anakmu dengan air susumu….
Jadikanlah mereka mujahid………
Jadikanlah mereka tentara-tentara Allah…..
Jangan biarkan mereka bermanja-manja…..
Jangan biarkan mereka bermalas-malas……….
Siapkan mereka untuk menjadi hamba yang shalih….
Hamba yang siap menegakkan Risalah Islam. ( Amiin )
Sabtu, 17 Desember 2011
Dalam Heningnya Hati...
Ya Allah...
Di saat diri ini menghadap-Mu.
Untuk memuji nama-Mu dan memohon kasih-Mu.
Dalam keheningan hati, kami panjatkan do'a kepada-Mu.
Kepada Engkau Maha Mengetahui segala apa yang jadi hajat hati ini
Kepad Engkau Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang.
Kiranya Engkau jaga hati ini untuk selalu ingat kepada-Mu.
Memuji kebesaran nama-Mu dengan segala ciptaan-Mu.
Ditengah segala perbedaan yang ada
Jadikanlah setiap yang hadir dalam hidup kami.
Sebagai sarana untuk semakin mencintai-Mu.
Bersama seorang kekasih yang telah Engkau kirimkan dalam hidupku.
Jagalah cinta kami kepada-Mu
Jaga dan lindungilah kekasihku di sana.
Karena hanya Engkaulah sebaik-baik penjaga dan pelindung bagi kami.
Perkenankanlah do'a dan hajat dalam hidupnya.
Karena Engkau Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
Ya ALLAH.....
Kami datang kepada-Mu.
Membawa segenap cinta kami yang telah Engkau anugrahkan kepada kami.
Jika cinta kami ini adalah kehendak atas kuasa cinta-Mu.
Berikanlah kami kekuatan dan kesabaran dalam menjalaninya berdua
Tunjukkan jalan kemudahan buat kami.
Jauhkan dari segala kesulitan dan fitnah yang akan mengganggu cinta kami.
Yakinkanlah hati kami untuk selalu memuji-MU bersama cinta kami.
Tunjukkanlah kepada kami semua bahwa cinta kami adalah anugrah dari-Mu
Jadikanlah perbedaan ini sebagai rahmat dari-Mu untuk kami.
Jadikan kami jodoh-Mu yang baik.
Satukan kami dalam ikatan tali suci-Mu yang abadi.
Kami serahkan segala urusan dan kebutuhan cinta kami kepada-Mu
Sesungguhnya cinta ini adalah milik-Mu ya Allah.
Engkau pula yang akan senantiasa menjaganya.
Kami akan selalu memuji-Mu dalam cinta kami.
Ridloilah cinta kami Ya Ya Allah...
Di saat diri ini menghadap-Mu.
Untuk memuji nama-Mu dan memohon kasih-Mu.
Dalam keheningan hati, kami panjatkan do'a kepada-Mu.
Kepada Engkau Maha Mengetahui segala apa yang jadi hajat hati ini
Kepad Engkau Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang.
Kiranya Engkau jaga hati ini untuk selalu ingat kepada-Mu.
Memuji kebesaran nama-Mu dengan segala ciptaan-Mu.
Ditengah segala perbedaan yang ada
Jadikanlah setiap yang hadir dalam hidup kami.
Sebagai sarana untuk semakin mencintai-Mu.
Bersama seorang kekasih yang telah Engkau kirimkan dalam hidupku.
Jagalah cinta kami kepada-Mu
Jaga dan lindungilah kekasihku di sana.
Karena hanya Engkaulah sebaik-baik penjaga dan pelindung bagi kami.
Perkenankanlah do'a dan hajat dalam hidupnya.
Karena Engkau Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
Ya ALLAH.....
Kami datang kepada-Mu.
Membawa segenap cinta kami yang telah Engkau anugrahkan kepada kami.
Jika cinta kami ini adalah kehendak atas kuasa cinta-Mu.
Berikanlah kami kekuatan dan kesabaran dalam menjalaninya berdua
Tunjukkan jalan kemudahan buat kami.
Jauhkan dari segala kesulitan dan fitnah yang akan mengganggu cinta kami.
Yakinkanlah hati kami untuk selalu memuji-MU bersama cinta kami.
Tunjukkanlah kepada kami semua bahwa cinta kami adalah anugrah dari-Mu
Jadikanlah perbedaan ini sebagai rahmat dari-Mu untuk kami.
Jadikan kami jodoh-Mu yang baik.
Satukan kami dalam ikatan tali suci-Mu yang abadi.
Kami serahkan segala urusan dan kebutuhan cinta kami kepada-Mu
Sesungguhnya cinta ini adalah milik-Mu ya Allah.
Engkau pula yang akan senantiasa menjaganya.
Kami akan selalu memuji-Mu dalam cinta kami.
Ridloilah cinta kami Ya Ya Allah...
Ijinkan angin kerinduan ini menyapamu malam ini
oleh Sekar Andini Kusmarini pada 8 Desember 2010 pukul 21:06
Sedang apa dia sekarang? Malam ini aku akan datang mengantarkan bunga tidur untuknya.
Di tengah amukan badai kerinduan yang mendalam.
Do'a-do'aku akan selalu menemani dan menjaganya
Ya Allah Tuhan kami
Tenangkanlah jiwa kami di dalam bungkusan kata cinta ini.
Jagalah kami di tengah jalan cinta-Mu.
Ijinkan kami untuk menapaki jalan cinta-Mu bersama karena kami tidak bisa sendiri
Aku serasa tiada bisa berkata-kataKerinduan ini membuatku diam membisu.
Hanya do'a yang sanggup ku panjatkan.
Do'a-do'a yang akan selalu hadir di sampingnya
Cukupkan bagiku menjaga cinta tulusnya.
Jaga dan lindungilah ia selalu di sana .
Ya Allah...Kapanpun dan dimanapun ia berada.
Engkau Tuhan Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang
Puji Syukur aku panjatkan kepada-Mu.
Terima kasihku atas nikmat-Mu hingga detik ini.
Engkau sampaikan do'aku Do'a cintaku untuk seorang kekasih di sana.
Jagalah ia dan cintanya dengan kesempurnaan cinta-Mu, amin
Ijinkan angin kerinduan ini menyapamu malam ini.
Mengantarkan tidurmu dan menjaga di waktu tidurmu.
Juga sebagai hiasan bunga indah dalam tidurmu.
Tersenyumlah selalu kekasihku,semoga Tuhan selalu menyertaimu dlm setiap langkah hidupmu.
Aminnnn.................
Keindahan dan Permasalahan dari Persahabatan
oleh Sekar Andini Kusmarini pada 10 Desember 2010 pukul 23:11
Tiada hal yang terindah selain berkumpul dengan orang-orang yang kita cinta dan kita sayangi, demikian teman dalam perjalanan kita juga beraneka ragam… ada yang selalu setia menemani sejak awal persahabatan sampai kapanpun, ada juga yang putus di tengah jalan dan berubah menjadi orang yang paling membencimu…
Inilah kondisi dari kehidupan yang memang sulit untuk dapat ditebak…
Indahnya persahabatan selama masih dpt berjalan & bermain bersama. Semuanya membuat hidup ini begitu indah, pekerjaan pun lebih lancar, karena kebersamaan dlm suka & duha memberikan arti lebih dari persahabatan itu sendiri. Tetapi bila persahabatan telah menjadi kesalahpahaman dan permusuhan pd akhirnya, sungguh mengerikannya perasaan dendamnya mungkin lebih dasyat dari pada bermusuhan dgn orang lain. Sadarilah..!
Demikian dengan mereka yang selalu membantumu, mendukungmu dan memberikan kebahagiaan bagimu dalam setiap keadaan adalah Sahabat sejatimu. Boleh saja untuk selalu terbuka kepada mereka dan membicarakan semua rahasia hidupmu.. sepanjang mereka menjadi sahabatmu, maka rahasiamu akan aman bersamanya.. Tetapi begitu keadaan berbalik arah, sahabatmu menjadi musuhmu.. maka semua rahasiamu ada di tangannya dan menjadi titik lemah dirimu.
Sadarlah hai kawan-kawanku, sekali kau menyatakan diri sebagai sahabat seseorang, mengertilah bahwa persahabatan itu adalah sebuah keindahan. Ada masalah memang wajar tetapi semua bisa diselesaikan. Semua ada jalan keluarnya… sehingga Persahabatan itu tetap dapat terjaga dengan harmonisnya. Persahabatan memang Indah akan akan selalu INDAH!
teruntuk sahabatku...
Nuansa Malam
Sebenarnya, kegelapan mengepung sekitarmu. Tapi jadi tak mengurungmu dalam kemencekaman. Cahaya lampu listrik hasil karya anak manusia, membuatmu tak lagi akrab dengan kegelapan. Sebenarnya kesunyian mengepungmu. Tapi setiap orang di zaman ini, tak begitu akrab lagi dengan kekosongan suara. Pengeras suara dari alat-alat elektronik memecah sunyi, menyemarakkan malam yang tak lagi gulita.
Hujan masih terus mengguyur bumi. Tapi hanya sesuara rerintik yang terdengar di luar sana. Kau kini aman dalam kehangatan kamar. Meringkuk dalam kepulasan tidur di tilam tebal yang lunak, lembut, dan memanjakan. Malam yang gelap, sunyi, dan diguyur hujan, kini tinggal keadaan yang hanya tersangkut dalam goresan pena seorang penyair. Atau seorang yang bukan penyair, namun agak dekat dengan suasana yang galau di hamparan kaki langit hati yang mendung dirundung gerimis: kebingungan yang tak berpangkal tak berujung itu…
Aku di sini, mencoba merasakan lagi sensasi orang-orang zaman dulu. Ketika listrik belum ada, dan pengeras suara elektronik belum lagi hadir untuk memecah keheningan malam di lereng-lereng bukit yang disekap kabut embun. Seperti berada di keaslian rupa dunia. Tanpa embel-embel palsu. Alami. Khas. Murni.
Tapi sayang, aku tak bisa berlama-lama di negeri dan zaman itu. Karena aku bukan anak negeri dan zaman itu. Aku hidup di negeri dan zaman yang penuh dengan ketidakalamian, ketidakaslian, ketidakkhasan, dan ketidakmurnian. Disinilah aku, bak satu noktah kecil pada papan iklan komersial raksasa: “Produk Tata Rias Zaman”.
Hanya bisa tercengang sesaat melihat manusia-manusia kasak-kusuk memperjuangkan kosmetik zaman. Bergulat. Berbohong. Memfitnah. Membunuh. Berperang. Bersandiwara. Menjual nurani. Menggadaikan martabat. Menistakan kemanusiaan. Melecehkan ketuhanan!!!
Tercengang seperti itu di keramaian orang lalu lalang, walau sesaat, sungguh membuatmu tampak bodoh. Lebih parah, engkau pantas malu kalau ternyata engkau menyadari bahwa tindakan itu hanya kepura-puraan: pura-pura asing dengan adat kebiasaan modern. Modern??? Istilah baku merujuk pada kasak-kusuk menatarias dunia: agar keriputnya tenggelam dalam sapuan kosmetik. Si nenek tua tampak awet muda: Layaknya Perawan 17-an. Haha…sebentuk pengkebiran nurani juga!
Lalu aku pun melangkah. Tanpa arah. Hanya menggenapkan keberbauranku dengan sesama. Sama-sama tunggang langgang di panggung kemasabodohan. Mengumpulkan pernak-pernik tata rias zaman. Hanya agar tak terlalu ketinggalan zaman di mata orang-orang. Agar eksis di panggung zaman.
Ah, aku lelah berputar-putar di alam sadarku. Aku ingin katakan kepadamu, Kawan. Bahwa sebenarnya, engkau tau apa yang kumaksudkan itu bukanlah tentang gelap, sunyi, dan efek hujan yang lenyap di alam modern ini. Ini murni tentang analogi nurani yang tak sempurna dijabarkan. Tentang nurani para pemuka agama. Tentang nurani para politisi. Tentang nurani rakyat banyak. Itulah. Memang itulah…
Malam masih sama, Kawan. Langitnya gelap, pada puncaknya sunyi, dan hujan malam ini mengguyur dunia yang kian renta. Tapi, nuansanya berbeda sekali….
Hujan masih terus mengguyur bumi. Tapi hanya sesuara rerintik yang terdengar di luar sana. Kau kini aman dalam kehangatan kamar. Meringkuk dalam kepulasan tidur di tilam tebal yang lunak, lembut, dan memanjakan. Malam yang gelap, sunyi, dan diguyur hujan, kini tinggal keadaan yang hanya tersangkut dalam goresan pena seorang penyair. Atau seorang yang bukan penyair, namun agak dekat dengan suasana yang galau di hamparan kaki langit hati yang mendung dirundung gerimis: kebingungan yang tak berpangkal tak berujung itu…
Aku di sini, mencoba merasakan lagi sensasi orang-orang zaman dulu. Ketika listrik belum ada, dan pengeras suara elektronik belum lagi hadir untuk memecah keheningan malam di lereng-lereng bukit yang disekap kabut embun. Seperti berada di keaslian rupa dunia. Tanpa embel-embel palsu. Alami. Khas. Murni.
Tapi sayang, aku tak bisa berlama-lama di negeri dan zaman itu. Karena aku bukan anak negeri dan zaman itu. Aku hidup di negeri dan zaman yang penuh dengan ketidakalamian, ketidakaslian, ketidakkhasan, dan ketidakmurnian. Disinilah aku, bak satu noktah kecil pada papan iklan komersial raksasa: “Produk Tata Rias Zaman”.
Hanya bisa tercengang sesaat melihat manusia-manusia kasak-kusuk memperjuangkan kosmetik zaman. Bergulat. Berbohong. Memfitnah. Membunuh. Berperang. Bersandiwara. Menjual nurani. Menggadaikan martabat. Menistakan kemanusiaan. Melecehkan ketuhanan!!!
Tercengang seperti itu di keramaian orang lalu lalang, walau sesaat, sungguh membuatmu tampak bodoh. Lebih parah, engkau pantas malu kalau ternyata engkau menyadari bahwa tindakan itu hanya kepura-puraan: pura-pura asing dengan adat kebiasaan modern. Modern??? Istilah baku merujuk pada kasak-kusuk menatarias dunia: agar keriputnya tenggelam dalam sapuan kosmetik. Si nenek tua tampak awet muda: Layaknya Perawan 17-an. Haha…sebentuk pengkebiran nurani juga!
Lalu aku pun melangkah. Tanpa arah. Hanya menggenapkan keberbauranku dengan sesama. Sama-sama tunggang langgang di panggung kemasabodohan. Mengumpulkan pernak-pernik tata rias zaman. Hanya agar tak terlalu ketinggalan zaman di mata orang-orang. Agar eksis di panggung zaman.
Ah, aku lelah berputar-putar di alam sadarku. Aku ingin katakan kepadamu, Kawan. Bahwa sebenarnya, engkau tau apa yang kumaksudkan itu bukanlah tentang gelap, sunyi, dan efek hujan yang lenyap di alam modern ini. Ini murni tentang analogi nurani yang tak sempurna dijabarkan. Tentang nurani para pemuka agama. Tentang nurani para politisi. Tentang nurani rakyat banyak. Itulah. Memang itulah…
Malam masih sama, Kawan. Langitnya gelap, pada puncaknya sunyi, dan hujan malam ini mengguyur dunia yang kian renta. Tapi, nuansanya berbeda sekali….
HAKIKAT KEBAHAGIAAN
kebahagiaan adalah ketika kita merasa cukup dengan apa yang ada, puas dan tenang setelah berusaha dengan maksimal
kebahagiaan adalah ketika kita senantiasa diberi kemudahan dalam menuntut ilmu dan mengamalkannya
kebahagiaan adalah ketika kita menyaksikan anak-anak kita mendirikan shalat dengan khusyu, kemudian berdoa dengan penuh kesungguhan, harap dan cemas
kebahagiaan adalah ketika kita mudah melaksanakan berbagai ketaatan dan menjauhi segala kemaksiatan
kebahagiaan adalah ketika kita mampu memberi nafkah isteri dan anak-anak dari jalan yang halal dan berkah
kebahagiaan adalah ketika kita merasa tenang, tentram, saling berbagi dan menerima dengan pasangan hidup kita
kebahagiaan adalah ketika kita bersatu dalam ukhuwah islamiyah yang ikhlas tanpa kamuflase atau kepentingan sesaat
kebahagiaan adalah ketika kita berjumpa denganNya di sana dalam keadaan ridha dan diridai oleh-Nya ‘Azza wa Jalla…
kebahagiaan adalah ketika kita senantiasa diberi kemudahan dalam menuntut ilmu dan mengamalkannya
kebahagiaan adalah ketika kita menyaksikan anak-anak kita mendirikan shalat dengan khusyu, kemudian berdoa dengan penuh kesungguhan, harap dan cemas
kebahagiaan adalah ketika kita mudah melaksanakan berbagai ketaatan dan menjauhi segala kemaksiatan
kebahagiaan adalah ketika kita mampu memberi nafkah isteri dan anak-anak dari jalan yang halal dan berkah
kebahagiaan adalah ketika kita merasa tenang, tentram, saling berbagi dan menerima dengan pasangan hidup kita
kebahagiaan adalah ketika kita bersatu dalam ukhuwah islamiyah yang ikhlas tanpa kamuflase atau kepentingan sesaat
kebahagiaan adalah ketika kita berjumpa denganNya di sana dalam keadaan ridha dan diridai oleh-Nya ‘Azza wa Jalla…
R A P U H
Rindu bertemu Tuhanku. Saat aku lemah dan rapuh dua hari belakangan ini. Karena angin, ya… Karena aku selalu bermotor-motoran kemanapun pergi. Bila dalam keadaan lemah seperti ini, hanya merenung yang sanggup aku lakukan. Terbayang-bayang dosa dipelupuk mata. Bahkan hingga menitikkan air mata karena takut jika rasa sakit dapat merenggut nyawaku seketika. Namun, Allah masih menyayangiku. Diberi-Nya kesempatan padaku untuk memohon ampun dan menjadi pribadi yang jauh lebih baik lagi ke depannya.
Dan puncaknya, aku sulit beraktivitas. Bahkan aku menjadi bintang yang sulit berpijar menerangi orang-orang di sekelilingku.
Semua mengantarkanku pada relung hati yang terdalam, yang penuh dengan lukisan Maha Karya dahsyat. Terbayang sudah kehadiran-Mu di dekatku, di sisi yang belum pernah aku kunjungi sama sekali, padahal akulah pemilik diri ini, tak paham bahwa Allah-lah pemilik aku –yang memiliki diri ini-.
Betapa rapuhnya aku… Baru diuji dengan sakit seperti ini, sudah membuatku lumpuh beraktivitas dan merasa lemah tak berdaya. Rabb.. apa yang salah dengan diri ini?
Tuhan, jika aku berdosa dan bermaksiat..
Wahai Sang Maha Pemurah,
Berikan aku cambuk yang tak menyakitiku,
Biarkan aku terluka atAs penyesalan..
Asal cinta-Mu tetap mengalir di pembuluh darahku.
Tak tertahankan lagi, bulir air mata ini kembali jatuh membasahi pipiku.. sekelebat bayangan, terbayang semua hamparan dosa yang tak bertepi. Tuhan.. aku penuhi penggilanmu tatkala mata yang lain tengah terpejam, ketika yang lain terbuai dalam sebuah cengkeraman mimpi.
Ku sapa Kau kembali... Dan Kau tersenyum padaku, sambil berbisik “Duhai hamba-Ku, Aku senantiasa berada di sisimu, namun kau tak pernah merasakan kehadiran-Ku di dekatmu. Ketahuilah.. aku tersenyum bangga, aku menunggu air mata yang selama ini kau simpan untuk kepentingan makhluk-Ku. Dan Ku lihat, air mata itu kini deras mengalir... membasahi peluh jiwamu yang tengah dirundung gelisah. Biarkan ia mengalir, duhai hamba-Ku.. sebagai bukti, bahwa kecintaanmu pada-Ku tak pernah luntur. Yang ada, kau hanya perlu diberi sedikit sentuhan oleh-Ku.. dan bukankah kau senang ketika Aku menegurmu? Bukankah kau senang, tatkala Aku bisa membuatmu beruraian air mata? Ini yang Ku tunggu selama ini, kau sibuk dengan urusan duniamu.. sementara kau selipkan namaku dalam setiap aktivitasmu yang tak ber-ruh sama sekali. Sadarlah wahai hamba-Ku.. Aku selalu disini bersamamu, dan Aku terus menanti kau menyebut asma-Ku dalam sujud-sujud ibadahmu.”
Semakin deras peluh dan air mata ini menyatu dalam keheningan malam. Teguran-Nya begitu menghangatkan qolbuku yang tengah dirundung kesedihan karena rasa sakit yang aku alami. Aku terus menerus berkomunikasi dengan Tuhanku.. dan aku memahami kini, apa yang menyebabkan perjumpaan dengan Allah terasa tak berkesan.
Rabb,
Dalam keheningan malam
Ku menyapa-Mu dalam doa
Agar kEgelisahan ini lenyap
Biar smua yang terpendam tercurah nyata
Dan kini ku tersenyum puas
Bahwa Kau masih ada disini untukku
Untuk menemani hari-hariku.
Ku ingat kembali senandung Abu Sulaiman Al-Darani, “Dalam beberapa kitab suci aku membaca firman Allah Swt: ‘Demi mata-Ku, tidaklah mereka menderita karena-Ku dan tidak pula merasa berat mencari Ridho-Ku. Bagaimana mungkin begitu? Mereka telah berada di samping-Ku dan senang dalam taman abadi-Ku. Gembirakanlah mereka yang tekun beramal karena melihat Kekasih yang MahaDekat! Akankah Aku menyia-nyiakan amal mereka? Bagaimana mungkin begitu, sementara Aku berbuat baik pada hamba serta menerima tobat dan mengasihi kaum berdosa.’”
Rapuh… dan ku coba untuk tak mengeluh.
Ya. Dan ku susun kembali puzzle hidupku yang hampir menjadi serpihan. Karena Dia yang telah membantuku menemukan kepingan puzzle yang hilang. Dan kepingan itu telah kembali.. memenuhi jiwaku yang telah menemukan arti kesertaan Tuhan dalam setiap alur perjalanan hidupku. Alhamdulillah...
Biarkan Aku yang Mengundurkan Diri
oleh Sekar Andini Kusmarini pada 18 Januari 2011 pukul 16:42
Aku hanya bisa terpaku meratapi… Secebis rasa yang mesti ku akhiri. Penuh luka dan bersimbah air mata, namun tetap harus dijalani. Meski aku tak pernah meminta ini untuk terjadi.
Percikan iman membuatku begitu yakin atas keputusan ini.. mungkin ini memang jalan terbaik untuk kita. Untuk perjalanan yang telah kita lalui berdua, tanpa adanya Ridho Ilahi.
Kau hadir mengisi kehidupanku. Kau ketuk pintu hatiku, yang membuatku enggan berpaling dan menjauh darimu. Kau hadirkan bunga-bunga asmara antara kita. Hingga sampai saat dimana ku tersadar, entah jalan apa yang sedang kulalui ini. Tanpa petunjuk mana yang benar dan mana yang salah.. karena semua masih nampak abu-abu, belum jelas ujung dari semua ini.
Ku katakan aku telah siap! Mengarungi hidup bersamamu. Pun ku yakin kau siap dengan semua yang terjadi pada kita. Apalagi yang membuatku tak yakin, bahwa kau adalah yang terbaik bagiku? Sementara semuanya begitu indah di jalani bersama, meski masih ilegal.
Kau selalu memberikan harapan serta angan yang entah berujung pada akhir yang bahagia atau sebaliknya, berakhir pada duka nestapa karena telah tersia-sia waktu yang kita lewati bersama.
Ayolah.. apalagi yang membuat kau bungkam. Kau tak pernah sedikitpun mengucap untuk segera menikahiku.. Padahal sikapmu begitu yakin bahwa akulah yang terbaik untukmu. Tapi mengapa sampai saat ini, kau belum juga mendatangi orang tuaku, sementara jauh sebelumnya kau telah mengetuk pintu rumah hatiku, meminta izin masuk namun hanya berani sampai beranda rumah hatiku. Kenapa keberanianmu belum ada?
Tutur katamu manis.. Tapi tak semanis janji-janji yang kau janjikan padaku! Tak terasa, detik demi detik kita jalani bersama, tanpa ada kepastian yang jelas, apa maumu sebenarnya?
Sampai pada kesimpulan.. Belum ada keberanian untuk melangkah. Dengan berbagai alasan yang menjadi pertimbangan, seolah berat sekali ketika kau akan menikahiku padahal terasa enteng jika kita lewati semua ini dalam ketidakhalalan.
Astaghfirullah!
Ku putuskan, setelah aku tersadar dan terbangun dalam impianku selama ini.. Hanya ada dua pilihan yang meski ini berat namun harus segera ku ambil langkah, sebab menunggu keputusan darimu tak membuatku bersabar dan akan semakin menjerumuskanku dalam genangan-genangan dosa tak berujung. Ya..!! Benar. Entah mungkin akan berakhir atau akan di akhiri, itulah yang sedang ku mintakan petunjuk pada-Nya.
Maafkan...
Karena aku belum bisa memberi seperti apa yang telah engkau beri padaku. Bukan soal cinta, bukan soal rasa. Sebab bagiku kedua hal itu telah menjadi momok dalam pikiranku. Aku tak boleh mudah terpancing dengan dua hal tersebut karena justru itu akan membuatku semakin jatuh dan terpuruk seperti dahulu.
Jangan pernah kau katakan cinta padaku, sebelum kau berani menghadap kedua orang tuaku. Ahh, sudah lelah dengan kata 'Berani'. Memang tidak seharusnya aku mengatakan hal itu kepadamu... Siapalah aku ini sehingga bisa membuatmu berani untuk menikahiku?
Sekarang bahkan rasa itu kian menipis. Mungkin karena sudah bosan aku memiliki rasa terhadapmu. Kau katakan aku tidak bersabar? Bisa saja. Aku memang tidak sesabar dirimu, yang entah dengan alasan apa kau mampu bersabar menantiku. Padahal jauh lama sudah, pintu hatiku telah terbuka untukmu.
Maaf. Aku ingin tetap menjaga hatiku, sedikitpun tak ingin terkotori oleh sebuah rasa ini. Ya, ternyata lagi-lagi aku berhadapan dengan yang namanya sebuah perasaan. Entah bagaimana aku mampu menghadapinya. Entah cara apa lagi yang akan ku lakukan. Semua ku pasrahkan...
Segala yang hadir bagai setitis air mata seulas senyuman. Dan, kemudian jiwa jadi terpisahkan dari jiwa yang lebih besar, bergerak di dunia zat melintas bagai segumpal mega diatas pergunungan. Suka dan duka, bagai sebuah perjalanan... Dan bermuara pada kebahagiaan. Menuju pada keindahan dan kecintaan Tuhan saja...
Atas nama cinta dan demi menjaga keutuhan cinta kita kelak, bila takdir bersama..... Allah kan persatukan...
Biarkan aku yang mengundurkan diri.
Dari kehidupanmu, kini..
Dan tolong, jangan ganggu aku lagi.
Takdir-Mu Jauh Lebih indah…
oleh Sekar Andini Kusmarini pada 20 Januari 2011 pukul 17:14
Disaat butuh semangat itu, ketika itu pula ia hadir lewat lelucon jenakanya yang mampu menghibur hatiku. Ia lah yang mampu membuatku tersenyum, meski ku tahu, justru ia lah yang sering menangis karena aku.
Mungkin terlalu banyak aku menyakiti hati orang lain. Namun sungguh, tak ada maksud sedikitpun untuk melukai perasaannya… Aku cukup terhibur, cukuplah bahagia memiliki saudara baru sepertinya. Ya. Baru sekitar 6 bulan, tapi layaknya kakak adik yang mampu mengajakku bermain dengan kehidupanku. Ia mampu menyesuaikan diri, padahal usianya tak lagi muda… namun ku lihat, rasa semangatnya itu senantiasa membara dalam dirinya. Dan tak secara langsung hal itu menular padaku.
Ada kesedihan, ketika di akhir-akhir perpisahan itu tiba… Ia pun melambaikan diri, memohon izin pamit dari kehidupanku.
Ya. Tak ada lagi tawa yang menghibur itu… tak ada lagi rasa semangatnya yang menular padaku. Taka ada lagi kata-kata bijaknya yang menguatkanku.
Ia mungkin tak seperti kebanyakan yang lainnya. Tapi apa pedulinya aku? Jikalau kebanyakan yang lainnya itu pun tak bisa memberi pengaruh apapun. Sedangkan dirinya, yang dengan adanya seperti itu… mampu melukiskan warna baru dalam kehidupanku.
Tuhan, andai ku mampu memenuhi permintaannya… namun sungguh aku tak bisa, dan tak memungkinkan untuk memenuhinya. Mungkin ini egoku.. tapi permintaannya adalah bukan untuk sehari dua hari. Ini menyangkut masa depanku… dan perlu pemikiran matang untuk bisa memutuskan segalanya. Dan pada akhirnya jawaban perpisahan yang terbaik.
Takdir-Mu memang indah… sungguh!
Andai ia tahu akan perasaanku, tentulah ingin ku sampaikan sebelum kepergiannya. Namun apa daya, lidah ini kelu.. hanya tangis yang mampu aku sampaikan padanya. Sebagai salam penutup dari perpisahan ini.
Semoga ia berbahagia dengan yang jauh lebih baik… disana. Amiin
Sudah Habis Kata dan Rasa
oleh Sekar Andini Kusmarini pada 24 Januari 2011 pukul 22:29
Rasanya sudah selesai semua perjalananku ini... Dengan segala ketidakpastian karena bila pasti pun, tidak ada yang bisa menjamin sama sekali.
Dibenturkan dengan kenyataan bahwa aku harus menurut oleh perkataan orang tuaku terlebih permintaan seorang ibu yang bagiku sangat berarti. Pilih keinginanku sendiri atau menuruti kemauan orang tuaku???
Bingung ketika dihadapkan dengan kerasnya kemauan ibuku. Meski aku tahu, ia melakukan itu semua dengan berharap aku mendapat yang terbaik dalam hidupku. Ya, begitulah... Selama ini memang ibuku lah yang menjadi tempat segala curahan hatiku. Dan tentu feeling seorang ibu jauh lebih kuat dibandingkan keinginanku yang tentu belum pasti terbaik untuk masa depanku kelak.
Aku harus mengalahkan egoku, bahkan untuk orang yang aku cintai sekalipun. Karena ku sadari, keluargaku lah yang paling ku cintai dan tentu harus di utamakan dibandingkan dengan insan-insan lain yang ku cintai.
Sudah habis kata dan rasa.. Jika tidak mencintai keputusan ibuku, sama halnya tidak mencintaiku. Jika berani mengambil isi hatiku namun tak berani berizin pada keluargaku terlebih pada ibuku, jangan harap aku bisa balas mencintai.
Maafkan... sudah habis kata dan rasa. Biarkan semua ku pendam, hingga tiba masanya.. dan kelak berbicara. Bahwa aku mencintai yang mencintai keluargaku. Sudah sampai disini. Habis.....
Pasrahkanlah aku dengan takdirMu...
oleh Sekar Andini Kusmarini pada 30 Januari 2011 pukul 4:18
Seandainya telah Engkau catatkan...
Dia tercipta untukku...
Satukanlah hatinya dengan hatiku...
Titipkanlah kebahagian antara kami....
Agar kemesraan itu abadi...
Ya Allah...
Ya tuhanku yang Maha mengasihi...
Seiringkanlah kami menempuh hidup ini...
Ketepian yang sejahtera dan abadi...
Tetapi ya Allah...
Seandainya telah Engkau takdirkan....
Dia tidak tercipta untukku...
Bawalah ia jauh dari pandanganku....
Luputkanlah ia dari ingatanku...
Dan peliharalah aku dari kekecewaan....
Ya Allah
Ya tuhanku yang Maha mengerti....
Berikanlah aku kekuatan...
Melontar bayangannya jauh ke atas langit...
Hilang bersama senja nan merah..
Agarku bisa bahagia...
Walaupun tanpa bersama dengannya...
Ya Allah yang tercinta...
Gantillah yang telah hilang....
Tumbuhkanlah kembali yang telah patah...
Walaupun tidak sama dengan dirinya...
Ya Allah ya tuhanku...
Pasrahkanlah aku dengan takdirMu...
Sesungguhnya apa yang telah Engkau takdirkan...
Adalah yang terbaik untukku....
Karena Engkau Maha mengetahui...
Segala yang terbaik buat hamba Mu ini...
Ya Allah...
Cukuplah engkau saja menjadi pemeliharaku...
Di dunia dan di akhirat kelak...
Dengarlah rintihan dari hamba Mu yang dhaif ini...
Jangan engkau biarkan aku sendirian...
Di dunia ini maupun di akhirat kelak...
Maka karuniakanlah aku seorang pasangan hidup yang beriman...
Supaya aku dan dia sama-sama
Dapat membina kesejahteraan hidup...
Ke jalan yang Engkau ridhai...
Dan kurniakanlah padaku keturunan yang soleh....
Ya Allah...
Cukuplah engkau saja menjadi pemeliharaku...
Di dunia dan di akhirat kelak...
Dengarlah rintihan dari hamba Mu yang dhaif ini...
Jangan engkau biarkan aku sendirian...
Di dunia ini maupun di akhirat kelak...
Maka karuniakanlah aku seorang pasangan hidup yang beriman...
Supaya aku dan dia sama-sama
Dapat membina kesejahteraan hidup...
Ke jalan yang Engkau ridhai...
Dan kurniakanlah padaku keturunan yang soleh....
Amin.. Ya Rabbal A'lamin. .
Amin.. Ya Rabbal A'lamin. .
Wahai kekasihku, calon suamiku…
Jika kau menjadi suamiku kelak…
Pimpinlah rumah tangga kita dengan sebaik-baiknya
Jadikan aku teman sejatimu,
tempat engkau bersandar
Terbukalah padaku,
kan kujaga semua rahasiamu
Jika kau menjadi suamiku kelak…
Jadilah engkau teladan yang baik bagi keluarga
Sempatkanlah untuk menjadi imam dalam sholat
Hiasilah rumah kita dengan ketakwaan kepada Allah
Amalkan sunnah Rasul sekuat yang kau mampu
Bimbinglah anak-anak kita
menjadi pribadi Muslim yang cerdas dan berakhlak mulia
Jika kau menjadi suamiku kelak…
Bergaullah dengan ma’ruf terhadapku
Jadilah engkau suami yang penyayang dan sabar
Janganlah kau bertindak aniaya terhadapku
Jika aku berbuat kesalahan dan kemungkaran…
Jangan kau hukum aku dengan memukul aku
Tapi, ajarilah aku dengan hati dan lisanmu
Ingatkanlah aku dengan cara yang ihsan
Tahan amarahmu dan bersikaplah pemaaf
Sayangi dan hormati orang tuaku, juga saudara-saudaraku
Jika ada yang tidak kau sukai dari mereka,
simpanlah rasa itu
Dan tetaplah kau jaga silaturrahim dengan mereka
Jangan pula kau jauhi mereka
karena selamanya mereka adalah keluargaku
Wahai kekasihku, calon suamiku…
Jika kau menjadi suamiku kelak
Jadilah engkau suami yang bertanggung jawab
Berilah nafkah sesuai kemampuanmu
Pasti kuterima dengan qona’ah
Bersikaplah penyantun
dan jangan kau kikir terhadapku
Jangan pula kau tinggalkan aku dalam waktu lama
Sehingga kau abaikan kebutuhanku akan kehadiranmu
Jika kau menjadi suamiku kelak
Bersikaplah bijaksana dalam segala hal
Bermusyarahlah denganku sebelum mengambil keputusan
Dengarkan pemikiranku
dan jangan kau remehkan aku
Tunjukkan kasih sayangmu terhadapku
Jangan kau biarkan aku dalam kecemburuan dan prasangka
Jagalah hatiku,
lapangkanlah dadaku, dengan cintamu
Wahai kekasihku, calon suamiku…
Jika kau menjadi suamiku kelak
Jadikan rumah tangga kita sebagai surga dunia bagimu
Jagalah aku dan jadilah pelindung bagi anak-anak kita
Jagalah rahasia rumah tangga dimanapun kau berada
Jadikan ia baju putihmu, jagalah ia jangan sampai ternoda
Pimpinlah rumah tangga kita dengan sebaik-baiknya
Jadikan aku teman sejatimu,
tempat engkau bersandar
Terbukalah padaku,
kan kujaga semua rahasiamu
Jika kau menjadi suamiku kelak…
Jadilah engkau teladan yang baik bagi keluarga
Sempatkanlah untuk menjadi imam dalam sholat
Hiasilah rumah kita dengan ketakwaan kepada Allah
Amalkan sunnah Rasul sekuat yang kau mampu
Bimbinglah anak-anak kita
menjadi pribadi Muslim yang cerdas dan berakhlak mulia
Jika kau menjadi suamiku kelak…
Bergaullah dengan ma’ruf terhadapku
Jadilah engkau suami yang penyayang dan sabar
Janganlah kau bertindak aniaya terhadapku
Jika aku berbuat kesalahan dan kemungkaran…
Jangan kau hukum aku dengan memukul aku
Tapi, ajarilah aku dengan hati dan lisanmu
Ingatkanlah aku dengan cara yang ihsan
Tahan amarahmu dan bersikaplah pemaaf
Sayangi dan hormati orang tuaku, juga saudara-saudaraku
Jika ada yang tidak kau sukai dari mereka,
simpanlah rasa itu
Dan tetaplah kau jaga silaturrahim dengan mereka
Jangan pula kau jauhi mereka
karena selamanya mereka adalah keluargaku
Wahai kekasihku, calon suamiku…
Jika kau menjadi suamiku kelak
Jadilah engkau suami yang bertanggung jawab
Berilah nafkah sesuai kemampuanmu
Pasti kuterima dengan qona’ah
Bersikaplah penyantun
dan jangan kau kikir terhadapku
Jangan pula kau tinggalkan aku dalam waktu lama
Sehingga kau abaikan kebutuhanku akan kehadiranmu
Jika kau menjadi suamiku kelak
Bersikaplah bijaksana dalam segala hal
Bermusyarahlah denganku sebelum mengambil keputusan
Dengarkan pemikiranku
dan jangan kau remehkan aku
Tunjukkan kasih sayangmu terhadapku
Jangan kau biarkan aku dalam kecemburuan dan prasangka
Jagalah hatiku,
lapangkanlah dadaku, dengan cintamu
Wahai kekasihku, calon suamiku…
Jika kau menjadi suamiku kelak
Jadikan rumah tangga kita sebagai surga dunia bagimu
Jagalah aku dan jadilah pelindung bagi anak-anak kita
Jagalah rahasia rumah tangga dimanapun kau berada
Jadikan ia baju putihmu, jagalah ia jangan sampai ternoda
Untuk saudaraku....
oleh Sekar Andini Kusmarini pada 30 Maret 2011 pukul 0:47
Tuhan tempatku menyandarkan hidup
Hari ini aku berdoa untuk saudaraku
Seseorang yang telah Engkau beri kesempatan untuk menghirup sejuknya udaraMu lagi pada hari ini dan setelahnya…
Seseorang yang telah Engkau ijinkan untuk mengukir kisahnya kembali dalam hidupnya
Kutitipkan dia padaMu Ya Rabb….
Karena hanya Engkau sebaik-baiknya Penjaga setiap hati dan jiwa
Kumohon padaMu... tuntunlah dia dalam setiap langkahnya agar selalu berada di jalanMu
Jangan biarkan dia kembali ke jalan itu hingga ia terjatuh ke dalam jurang yang sama
Bimbinglah dia tuk selalu mendekat padaMu walau kadang rasa lelah itu hadir dalam langkahnya
Ya Rabbku....
Zat Yang Menggenggam Hidupku
Kumemohon untuk saudaraku
Dekaplah dia dalam kasihMu hingga tak sekalipun ia merasa Kau tinggalkan Ya Rabb...
Berikanlah ketenangan dalam hatinya hingga ia mampu menapaki hidupnya tanpa ragu
Sesibuk apapun dia jangan biarkan ia lupa akan hadirMu dalam sepanjang waktunya
Ingatkan dia untuk selalu menyapaMu, merajut doa untuk sebuah harapan di masa depannya
Ya Allah.... Ya Tuhanku...
Hanya Engkau yang mengetahui yang terbaik untuk hambaMu,
Mengetahui setiap isi hati yang sekalipun kami ingkari dengan kemunafikan kami
Karena tidak ada yang paling memahami selain yang Menciptakan kami
Berikanlah yang terbaik di mataMu untuknya, jadikanlah impiannya menjadi kenyataan
Jadikanlah yang terbaik di mataMu baik pula di pandangan, pikiran dan hatinya
Hingga dia tak pernah mendustakan setiap NikatMu Ya Rabb...
Untuk saudaraku....
Ya Rahman Ya Rohim...
Jadikanlah hari ini lebih baik dari hari kemarin dan hari esok akan lebih baik dari hari ini
Jadikanlah masanya sekarang adalah kesempatan baginya untuk meraih impiannya
Jadikanlah saudaraku ini menjadikan sifatMu ada padanya Ya Rabbku...
Hingga dia menjadi seseorang yang mampu menyejukkan hati di sekelilingnya
Dengan halusnya tutur katanya, dengan tulusnya senyumnya dan dengan keikhlasannya
Amin Allahumma Amin....
Doa ku di malam ini...
oleh Sekar Andini Kusmarini pada 7 April 2011 pukul 2:23
Dengarkanlah doa jiwa jiwa yang jatuh bergemericik … dengarkanlah doa doa saya yang malam ini turun bersama gemericik hujan milikMU, sungguh saya bermohon segala ampunan atas segala khilaf yang pernah saya lakukan dan jangan biarkan saya melakukan kesalahan yang sama di sepanjang sisa napas saya wahai RABB agar saya dapat menemuiMU dalam keimanan terbaik saya…
Ya ALLAH, malam ini halilintarMU menyapa bumi tempat saya berpijak …
Menyadarkan saya bahwa napas yang ENGKAU titipkan ini hanya sementara, bahwa waktu yang ENGKAU sediakan untuk saya ini singkat karena itu di semua yang singkat dan sementara ini curahkanlah iman didalam jiwa hamba, seperti ENGKAU mencurahkan gemericik hujan sore ini, tentramkanlah jiwa saya dengan menyebut namaMU ya Rahman ya Rahim, yang tiada Tuhan selain ENGKAU … jika saat tiba saya harus berpulang kepadaMU, hamba inginnya telah pupus semua debu debu dosa hamba, telah pula hamba dapatkan ridhoMU ya ALLAH, hamba hanya ingin ridhoMU, bukan yang lain.
Ya ALLAH malam ini anginMU keras menerpa setiap sudut yang saya lalui…
Wahai nurul Qolbu, ajari saya untuk senantiasa mensyukuri apapun yang ENGKAU takdirkan untuk saya miliki dan apapun yang tidak menjadi milik saya, limpahkanlah hati yang penuh syukur, ucapan yang penuh syukur, sikap yang penuh syukur, langkah dan tapak yang penuh syukur, karena saya hanya hamba yang kadang lalai hingga hina … saya bersyukur atas napas ini, atas bumi yang saya tapak, atas langit yang menjadi atap jiwa saya, atas gunung gunung yang ENGKAU pancangkan, atas bintang bintang yang terbit setelah hujan dan badai berlalu karena ENGKAU lah sebaik baik pemberi nikmat
Ya ALLAH, malam ini gelapMU begitu pekat …
Duhai yang maha sempurna, maafkan saya yang hanya mampu bersyukur bila nikmat saya peroleh dan lupa saat ENGKAU ambil, saya yang hanya mampu bersyukur kala sehat dan lupa saat hamba sakit… Allahumma ya ALLAH, ampuni saya yang senantiasa lupa bahwa hidup dan mati saya adalah milikMU, mata saya, telinga saya, dan jiwa saya adalah milikMU.
Duhai ALLAH, kekasih hati saya … lama saya mencariMU, lama saya merindukanMU, dan lihatlah saya yang malam ini terisak diatas sajadah cinta dalam nyayian ayat ayat cintaMU, berharap cinta saya terbalas, berharap rindu saya padaMU terobati, dan berharap bahwa malam ini akan jadi malam terindah disepanjang napas saya…Terima kasih ya ALLAH yang telah menjadikan malam saya hening, maka jadikan lah malam saya kini dan malam yang nanti adalah malam yang jauh dari maksiat … lindungi saya dari menjadi setan bagi mahklukMU yang lain ya ALLAH, jadikanlah saya bidadari yang dijemput hanya untuk mencintaiMU
amin ya nurul QOLBU … saya mencintaiMU, lebih dari apapun :)
MIMPI TERTINGGI
oleh Sekar Andini Kusmarini pada 27 Juli 2011 pukul 13:08
Berbicara mimpi, selalu membuat hati bernyala-nyala dalam kobar semangat berkarya....
Karena Mimpi, adalah BAHAN BAKAR Kehidupan..........
Karena Mimpi adalah Alasan Untuk banyak berbuat hal HEBAT....
Karena Mimpi adalah Mula Langkah Menuju Sukses yang NYATA....
Dan bermimpi bukan berarti terhenti dalam bayang-bayang yang sekedar menggantung di langit-langit asa...
Pemimpi yang hebat Adalah pekerja yang tangguh mewujudkan mimpi di dalam jiwanya,
Yang menjadikan kesulitan dan kegagalan sebagai kawan akrab yang menemaninya menjemput mimpi yang jelas terukir di dalam jiwanya,....
Banyak pribadi yang bermimpi, tapi tidak banyak yang bekerja untuk mimpi nya......
Banyak Pribadi yang banyak bermimpi, namun banyak pula terpulas dalam mimpi-mimpinya....
saya torehkan mimpi mimpi dengan ragam skala, dari yang sederhana hingga amat lah tinggi...
saya pula mulai membuat sketsa peta kehidupan.......
Menjadikannya arah terwujudnya mimpi-mimpi saya.....
Saya menjadikan mimpi-mimpi saya sebagai jalan terwujudnya mimpi tertinggi jiwa......
Satu mimpi untuk menjadi anak yang berbakti,
Satu mimpi untuk menjadi penuntut dan pentransfer ilmu yang berarti,
Satu mimpi untuk menjadi pribadi yang banyak memberi kebahagiaan,
Satu mimpi untuk menjadi jiwa yang IKHLAS memberi,
Satu mimpi untuk menjadi jiwa yang kaya hati dan rendah hati,
Satu mimpi untuk menjadi jiwa yang sabar dan syukur,
Satu mimpi membangun lembaga Tarbiyah yang membesarkan para generasi muda islam yang tangguh, dengan keislamannya yang kaffah...
Satu mimpi untuk syurga bersama Wajah-Wajah Cinta.....
Satu mimpi dengan sejuta mimpi lainnya.........
dan ada satu mimpi yang pernah saya tuliskan dalam sepenggal catatan harian saya :
"..Aku terpejam, sekelebat mimpi bersemayam qolbu, Aku sungguh mendamba anugerah keimanan yang kokoh ya Robbi, yang kelak denganya kumampu menjadi satu dari perhiasan dunia, bagi suami dan ananda-ananda ku kelak..." (Allahumma aamiin..)
satu mimpi untuk menjadi Perhiasan Dunia, Yakni Wanita sholihah....
berjalan dari satu mimpi ke mimpi yang lain.....
semua untuk satu tuju pelabuhan mimpi, mimpi tertinggi Jiwa.....
"..Hamba memohon, hamba mengharap dan hamba bertawakkal atas jalan yang Engkau tentukan.. Dan jadikan jalan ku, jalan menuju-MU,jalan cahaya-MU, jalan para pejuang perindu-MU, dan jadikan ujung perjalanan ku, adalah pengampunan-MU,ridho-MU, rahmat-MU,..WAJAH MAHA MULIA-MU , sebagai Mimpi tertinggi jiwaku.. Allahumma aamiin.."
Memandang Wajah Mulia-MU ya Robbi...........
sangat Rindu akan mimpi tertinggi jiwa ini ya Alloh.....
rindu yang berbalut takut dan harap......
perkenankan ya Robbi.....
pantaskanlah ya Robbi...
Tunjukkan jalan menggapai mimpi tertinggi jiwa.....
Allahumma aamiin......
Saya menjadikan ALLAH muara mimpi saya, dan warna dari setiap mimpi-mimpi saya.....
Karena ALLAH yang berkuasa, menjadikan kerja mimpi, terlahir nyata atau hanya sekelebat saja.....
Maka bermimpilah dengan melibatkan ALLAH.....
dan bekerjalah untuk mimpi, dan tengadah tangan kita selalu pada-NYA, karena bukan karena kerja upaya, mimpi itu terwujud, namun
sungguh, semata karena keberhasilan menjemput rahmat ALLAH, yang kemudian membuat Alloh meniupkan ruh serta menghidupkan mimpi-mimpi kita menjadi NYATA......
Bermimpilah dengan ALLAH, dan untuk ALLAH.......
sebagaimana kita hidup dari dan kembali untuk-NYA.....
Bismillahi tawakkaltu alallohi....
Lahaula wala Quwwata ila billahil aliyyil azhiim......
Satu mimpi, dengan Jutaan doa, serta semat keyakinan pada takdir baik dari sang Pencipta....
Mari membangun mimpi, dan bekerja untuk mimpi...
SALAM MIMPI di Jalan ALLAH .....
Maafkan jika Tak Sempurna
Bertambah usia, semakin bertambah dekat ajal…
Ketakutan, dosa, hingga kematian menghantui
Sejenak terbayang tiap bab kehidupan lalu
Belum ada syukur yang nyata
Sudah sedemikian banyak waktu terlewat
♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫
Uhhff, tua adalah suatu keniscayaan
Tapi menjadi dewasa? Belum tentu
Terlepas dari semua
Aku cinta…
Sungguh aku cinta pada- Mu
Hanya saja tak sempurna
Tidak sesempurna “mereka”
Sungguh aku benar- benar cinta
Dalam diam, aku cinta
♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫
Hanya ini yang bisa kulakukan untuk- Mu
Cuma ini kemampuanku
Rasa cinta, rasa syukur, dari hati, lisan hingga yang “tampak dariku”
Maafkan jika tak sempurna
Terima kasih buat semuanya
Iman dan islamku
Orangtua dan keluargaku
Buat dia yang Kau hadirkan untukku
Moga hanya untukku
Terimakasih buat sahabat dan teman- temanku
Buat lingkunganku
Ku bawa anggota tubuhku bersujud pada- Mu
Keningku, kedua telapak tangan dan lutut juga kakiku
Memohon ampunan atas perbuatanku
Sungguh, hanya ini yang bisa ku lakukan
Maaf buat ketidak sempurnaan ini
Maaf dengan sepenuh hati
Maaf dengan “sedikit kesucian hati dan diri”
Maafkan hamba ya Rabb, jika tak sempurna
♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫
Ketakutan, dosa, hingga kematian menghantui
Sejenak terbayang tiap bab kehidupan lalu
Belum ada syukur yang nyata
Sudah sedemikian banyak waktu terlewat
♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫
Uhhff, tua adalah suatu keniscayaan
Tapi menjadi dewasa? Belum tentu
Terlepas dari semua
Aku cinta…
Sungguh aku cinta pada- Mu
Hanya saja tak sempurna
Tidak sesempurna “mereka”
Sungguh aku benar- benar cinta
Dalam diam, aku cinta
♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫
Hanya ini yang bisa kulakukan untuk- Mu
Cuma ini kemampuanku
Rasa cinta, rasa syukur, dari hati, lisan hingga yang “tampak dariku”
Maafkan jika tak sempurna
Terima kasih buat semuanya
Iman dan islamku
Orangtua dan keluargaku
Buat dia yang Kau hadirkan untukku
Moga hanya untukku
Terimakasih buat sahabat dan teman- temanku
Buat lingkunganku
Ku bawa anggota tubuhku bersujud pada- Mu
Keningku, kedua telapak tangan dan lutut juga kakiku
Memohon ampunan atas perbuatanku
Sungguh, hanya ini yang bisa ku lakukan
Maaf buat ketidak sempurnaan ini
Maaf dengan sepenuh hati
Maaf dengan “sedikit kesucian hati dan diri”
Maafkan hamba ya Rabb, jika tak sempurna
♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫
Langganan:
Postingan (Atom)