Pages

Labels

Label

Label

Label

Label

Label

Label

Label

Label

Supported by BlogRKI

Cari Blog Ini

Sabtu, 17 Desember 2011

Takdir-Mu Jauh Lebih indah…

oleh Sekar Andini Kusmarini pada 20 Januari 2011 pukul 17:14
 
Sebagai sebuah penghargaan untuknya… untuk seseorang yang pernah hadir mengisi hari-hariku. Tiada yang bisa ku ucapkan selain ucapan rasa syukurku karena pernah mengenalnya.

Disaat butuh semangat itu, ketika itu pula ia hadir lewat lelucon jenakanya yang mampu menghibur hatiku. Ia lah yang mampu membuatku tersenyum, meski ku tahu, justru ia lah yang sering menangis karena aku.

Mungkin terlalu banyak aku menyakiti hati orang lain. Namun sungguh, tak ada maksud sedikitpun untuk melukai perasaannya… Aku cukup terhibur, cukuplah bahagia memiliki saudara baru sepertinya. Ya. Baru sekitar 6 bulan, tapi layaknya kakak adik yang mampu mengajakku bermain dengan kehidupanku. Ia mampu menyesuaikan diri, padahal usianya tak lagi muda… namun ku lihat, rasa semangatnya itu senantiasa membara dalam dirinya. Dan tak secara langsung hal itu menular padaku.

Ada kesedihan, ketika di akhir-akhir perpisahan itu tiba… Ia pun melambaikan diri, memohon izin pamit dari kehidupanku.

Ya. Tak ada lagi tawa yang menghibur itu… tak ada lagi rasa semangatnya yang menular padaku. Taka ada lagi kata-kata bijaknya  yang menguatkanku.

Ia mungkin tak seperti kebanyakan yang lainnya. Tapi apa pedulinya aku? Jikalau kebanyakan yang lainnya itu pun tak bisa memberi pengaruh apapun. Sedangkan dirinya, yang dengan adanya seperti itu… mampu melukiskan warna baru dalam kehidupanku.


Tuhan, andai ku mampu memenuhi permintaannya… namun sungguh aku tak bisa, dan tak memungkinkan untuk memenuhinya. Mungkin ini egoku.. tapi permintaannya adalah bukan untuk sehari dua hari. Ini menyangkut masa depanku… dan perlu pemikiran matang untuk bisa memutuskan segalanya. Dan pada akhirnya jawaban perpisahan yang terbaik.


Takdir-Mu memang indah… sungguh!

 Andai ia tahu akan perasaanku, tentulah ingin ku sampaikan sebelum kepergiannya. Namun apa daya, lidah ini kelu.. hanya tangis yang mampu aku sampaikan padanya. Sebagai salam penutup dari perpisahan ini.

Semoga ia berbahagia dengan yang jauh lebih baik… disana. Amiin


0 komentar:

Posting Komentar